Narrative text merupakan salah satu genre yang tertua karena telah digunakan selama berabad-abad dalam bentuk cerita rakyat (folktale), dongeng (fairytale), dan legenda (legend). Dalam perkembangannya, kita mengenal bentuk lain dari narrative text seperti cerita pendek, dan novel.
Sebenarnya recount text dan spoof text adalah bentuk lain dari narrative karena memiliki salah satu kesamaan generic structure pada bagian awalnya yaitu orientation yang berfungsi memperkenalkan tokoh yang terlibat dalam cerita, latar belakang dan sebagainya. Namun, menurut Genre Based Approach, recount text dan spoof text diklasifikasikan sebagai jenis genre yang berbeda.
Dalam artikel ini, saya akan mengulas tentang narrative text terutama yang berkaitan dengan Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Inggris pada sekolah menengah. Barangkali Anda akan mengalami kesulitan dalam memahami penjelasan berikut karena pada dasarnya sumber dari penjelasan berikut berasal dari buku berbahasa Inggris. Namun, saya akan mencoba mengkombinasikan penjelasannya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Fungsi Sosial (Social Function)
Menurut Derewianka (1991), tujuan dari narrative text adalah untuk menghibur, untuk mengajarkan atau memberitahuan, menambahkan refleksi si penulis akan sebuah pengalaman, serta memperluas imajinasi pembaca.
Gerot dan Wignell (1994) menambahkan bahwa fungsi sosial narrative text adalah berkaitan dengan menceritakan pengalaman yang sebenarnya maupun yang dialami oleh orang lain dalam cara yang berbeda dan narrative text melibatkan kejadian yang problematis (problematic event) yang mengarah kepada sebuah krisis atau sebuah titik balik yang pada akhirnya menemui penyelesaian (resolution).
Struktur Pembentuk (Generic Structure) dan Language Features
Berikut ini generic structure dan language feactures dari narrative text berdasarkan dua sumber, yaitu Derewianka , dan Gerot dan Wignell.
Menurut Derewianka (1991), ada beberapa karakteristik narrative text:
1. Purpose (Social Function)
The purpose of narratives is to entertain, to teach or inform, to embody the writer’s reflections on experience, and to nourish and extend the reader’s imagination.
2. Text Organization
- Orientation : set the scene and introduces the participants
- Complication : problem arise
- Resolution : the problem is resolved for better or worst
3. Language Features
- Specific, often individual participants with defined identities. Major participants are human, or sometimes animals with human characteristics
- Mainly action verbs (material processes), but also many verbs which refer to what human participants said, or felt, or thought (verbal and mental processes).
- Normally past tense
- Many linking words to do in time.
- Dialogue often included, during which the tense may change to the present or future.
- Descriptive language chosen to enhance and develop the story by creating images in the reader’s mind.
- Can be written in the first person (I, we) or third person (he, she, they)
Gerot and Wignell (1994) juga menambahkan beberapa karakteristik narrative text yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Social Function
To amuse, entertain and to deal with actual or vicarious experience in different ways, narratives deal with problematic event which lead to a crisis or turning point of some kinds which in turn finds a resolution.
2. Generic Structure
- Orientation : set the scene and introduces the participants
- Evaluation : a stepping back to evaluate the plight
- Complication : a crisis arises
- Resolution : the crisis is resolved, for better or for worst
- Reorientation : optional
3. Significant Lexicogrammatical Features
- Focus on specific and usually individualized participant
- Use of material process, (and in this text, behavioral and verbal process)
- Use of Relational Process and Mental Process
- Use of temporal conjunction, and temporal circumstances
- Use of Past Tense
Secara mendasar, karakteristik yang digambarkan baik oleh Derewianka maupun Gerot dan Wignell memiliki kesamaan, terutama pada fungsi sosial dan fitur bahasa yang digunakan. Hanya saja perbedaan yang timbul diantara para ahli tersebut terletak pada generic strcture dimana Gerot dan Wignell menambahkan evaluation dan re-orientation pada generic structure mereka.
Namun demikian, sebenarnya Derewianka, dan Gerot dan Wignell menjelaskan purpose atau social function, generic structure dan language features dari narrative text yang telah ada di dalam masyarakat kita.
Genres, their stages and characteristic lexicogrammatical features were not invented by systemic-linguists, but they have already out there in use in school and non-school environments. These genres arose in social interaction to fulfill humans’ social purposes. The staging and characteristic lexicogrammatical features of genres are probable, representing tendencies.
Gerot and Wignell (1994)
Contoh teks:
One Inch Boy
Taken from: http://www.legendsoftheeast.com
Referensi:
Derewianka, B. 1991. Exploring How Texts Work. Sydney: Primary English Teaching Association (PETA).
Gerot, Linda & Peter Wignell. 1994. Making Sense of Functional Grammar. Sydney: Antepodean Educational Enterprise.