Minggu, 30 November 2014

PENDIDIKAN PADA ZAMAN KEMERDEKAAN

1.        Penyelenggaraan Pendidikan Pada Awal Kemerdekaan (1945-1950)
a.              Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) mengusulkan perlunya pembaharuan di bidang pendidikan. Usulan itu antara lain :
(1)          Pengajaran harus membimbing murid untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
(2)          Sesuai dengan sila keadilan sosial, pengajaran harus terbuka untuk setiap penduduk baik laki-laki maupun perempuan.
(3)          Untuk orang dewasa perlu diselenggarakan pemberantasan buta huruf.
(4)          Pendidikan agama hendaknya mendapat tempat yang teratur dan seksama. Ponpes dan madrasah yang telah lama berdiri hendaknya mendapat bantuan dan perhatian yang nyata dari pemerintah.
(5)          `Pengajaran teknik dan perekonomian harus mendapat perhatian istimewa.
b.             Atas usulan S. Mangunsarkoro akhirnya dibentuk pendidikan masyarakat yang bertujuan membangun masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila. Untuk mencapai tujuan ini sekolah harus menggunakan metode belajar (ceramah, tanya jawab, diskusi, partisipasi aktif) dan metode kerja.
c.              Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan membentuk Panitia Penyelidik Pengajaran yang dipimpin  Ki Hajar Dewantoro dengan tugas: (1) mengadakan struktur pengajaran model baru; (2) menetapkan bahan pengajaran dengan menimbang keperluan praktis; dan (3) menyiapkan rencana pelajaran untuk setiap sekolah dan setiap kelas.
d.             Pemerintah harus menambah gedung sekolah karena gedung sekolah yang ada hancur akibat perang. Usaha dilakukan antara lain: (1) mendirikan gedung baru; (2) menyewa rumah penduduk untuk pelaksanaan pendidikan; (3) mengadakan sistem shift ( sekolah pagi dan sekolah sore menempati sebuah gedung).
e.              Menetapkan kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan pengajaran nasional. Kurikulum hendaknya berisi:
(1)          Meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat
(2)          Meningkatkan pendidikan jasmani
(3)          Meningkatkan pendidikan watak


f.         Hasil pembaruan Kurikulum lahir Kurikulum SR 1947 yang membedakan tiga macam struktur program, yaitu:
(1)          SR dengan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada kelas rendah.
(2)          SR dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar sejak kelas satu.
(3)          SR yang diselenggarakan sore hari terbatas sampai dengan kelas IV, kelas V & kelas VI harus masuk pagi.
g.        Kurikulum SR 1947 terdiri atas 15 mata pelajaran, yaitu:
(1)          Bahasa Indonesia
(2)          Bahasa Daerah
(3)          Berhitung
(4)          Ilmu Alam
(5)          Ilmu Hayat
(6)          Ilmu Bumi
(7)          Sejarah
(8)          Menggambar
(9)          Menulis
(10)      Seni Suara
(11)      Pekerjaan Tangan
(12)      Gerak Badan
(13)      Kebersihan dan Kesehatan
(14)      Budi Pekerti

(15)      Pendidikan Agama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar