Rabu, 10 September 2014

KRISIS MONETER INDONESIA 1997

KRISIS MONETER INDONESIA 1997

Pada Juni 1997, Indonesia terlihat jauh dari krisis. Tidak seperti Thailand, Indonesia memiliki inflasi yang rendah, perdagangan surplus lebih dari 900 juta dolar, persediaan mata uang luar yang besar, lebih dari 20 milyar dolar, dan sektor bank yang baik.
Tapi banyak perusahaan Indonesia yang meminjam dolar AS. Di tahun berikut, ketika rupiah menguat terhadap dolar, praktisi ini telah bekerja baik untuk perusahaan tersebut -- level efektifitas hutang mereka dan biaya finansial telah berkurang pada saat harga mata uang lokal meningkat.
Pada Juli, Thailand megambangkan baht, Otoritas Moneter Indonesia melebarkan jalur perdagangan dari 8 persen ke 12 persen. Rupiah mulai terserang kuat di Agustus. Pada 14 Agustus 1997, pertukaran floating teratur ditukar dengan pertukaran floating-bebas. Rupiah jatuh lebih dalam. IMF datang dengan paket bantuan 23 milyar dolar, tapi rupiah jatuh lebih dalam lagi karena ketakutan dari hutang perusahaan, penjualan rupiah, permintaan dolar yang kuat. Rupiah dan Bursa Saham Jakarta menyentuh titik terendah pada bulan Septemer. Moody's menurunkan hutang jangka panjang Indonesia menjadi "junk bond".
Meskipun krisis rupiah dimulai pada Juli dan Agustus, krisis ini menguat pada November ketika efek dari devaluasi di musim panas muncul pada neraca perusahaan. Perusahaan yang meminjam dalam dolar harus menghadapi biaya yang lebih besar yang disebabkan oleh penurunan rupiah, dan banyak yang bereaksi dengan membeli dolar, yaitu: menjual rupiah, menurunkan harga rupiah lebih jauh lagi.
Inflasi rupiah dan peningkatan besar harga bahan makanan menimbulkan kekacauan di negara ini. Pada Februari 1998, Presiden Suharto memecat Gubernur Bank Indonesia, tapi ini tidak cukup. Suharto dipaksa mundur pada pertengahan 1998 dan B.J. Habibie menjadi presiden.


1. RINGKASAN

Pada Juni 1997, Indonesia terlihat jauh dari krisis. Tapi banyak perusahaan Indonesia yang meminjam dolar AS. Di tahun berikut, ketika rupiah menguat terhadap dolar, praktisi ini telah bekerja baik untuk perusahaan tersebut -- level efektifitas hutang mereka dan biaya finansial telah berkurang pada saat harga mata uang lokal meningkat.
Otoritas Moneter Indonesia melebarkan jalur perdagangan dari 8 persen ke 12 persen. Rupiah mulai terserang kuat di Agustus. Pada 14 Agustus 1997, pertukaran floating teratur ditukar dengan pertukaran floating-bebas. Rupiah jatuh lebih dalam. IMF datang dengan paket bantuan 23 milyar dolar, tapi rupiah jatuh lebih dalam lagi karena ketakutan dari hutang perusahaan, penjualan rupiah, permintaan dolar yang kuat. Rupiah dan Bursa Saham Jakarta menyentuh titik terendah pada bulan Septemer. Moody's menurunkan hutang jangka panjang Indonesia menjadi "junk bond". Meskipun krisis rupiah dimulai pada Juli dan Agustus, krisis ini menguat pada November. Dan efek terakhir memaksa soeharto untuk mundur.

2. TEMA

Mencari tahu apa yang di maksud kerisis moneter (kerismon). di Indonesia yang sangat membuat perekonomian Indonesia terpuruk selama dua tahun lebih.
3. JUDUL, PENGARANG DAN TAHUN

Kerisis Moneter Indonesia, media indonesia, Tahun 1997

4. ALASAN DAN MASALAH TUJUAN

Ingin mengetahui penyebab terjadinya kerisis dan dampak yang di berikan kepada kita. juga agar terhindar dari dampak yang telah di buat krisis.

5. METODALASI
Data bacaan




6. HASIL DAN KESIMPULAN
Penyebab dari krisis ini bukanlah fundamental ekonomi Indonesia yang selama inilemah, hal ini dapat dilihat dari data-data statistik di atas, tetapi terutama karena utangswasta luar negeri yang telah mencapai jumlah yang besar. Yang jebol bukanlah sektorrupiah dalam negeri, melainkan sektor luar negeri, khususnya nilai tukar dollar AS yang mengalami overshooting yang sangat jauh dari nilai nyatanya1 . Krisis yang berkepanjangan ini adalah krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, akibat dari serbuan yang mendadak dan secara bertubi-tubi terhadap dollar AS (spekulasi) dan jatuh temponya utang swasta luar negeri dalam jumlah besar. Seandainya tidak ada serbuan terhadap dollar AS ini, meskipun terdapat banyak distorsi pada tingkat ekonomi mikro, ekonomi Indonesia tidak akan mengalami krisis.
Dengan lain perkataan, walaupun distorsi pada tingkat ekonomi mikro ini diperbaiki, tetapi bila tetap ada gempuran terhadap mata uang rupiah, maka krisis akan terjadi juga, karena cadangan devisa yang ada tidak cukup kuat untuk menahan gempuran ini. Krisis ini diperparah lagi dengan akumulasi dari berbagai faktor penyebab lainnya yang datangnya saling bersusulan. Analisis dari faktor-faktor penyebab ini penting,karena penyembuhannya tentunya tergantung dari ketepatan diagnosa.
Juga banyak perusahaan Indonesia yang meminjam dolar AS. Di tahun berikut, ketika rupiah menguat terhadap dolar, praktisi ini telah bekerja baik untuk perusahaan tersebut -- level efektifitas hutang mereka dan biaya finansial telah berkurang pada saat harga mata uang lokal meningkat.









Krisis Moneter Di Indonesia
krisis moneter di indonesia
Krisis moneter yang dialami Indonesia pada tahun 1998 dan berkepanjangan sampai beberapa tahun sesudahnya mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengambil langkah-langkah kongkrit untuk menurunkan tingkat kemiskinan yang diakibatkan oleh krisis. Meskipun krisis menimpa seluruh Indonesia, tetapi fokus pada waktu itu diletakkan di ibukota Jakarta karena kota ini merupakan barometer krisis yang melanda seluruh negeri.
Studi-studi atas krisis moneter Indonesia menunjukkan bahwa yang paling terpukul keras oleh krisis justru daerah-daerah perkotaan dan bukan daerah pedesaan. Jakarta, kota yang menjadi tujuan banyak orang daerah untuk mencari nafkah, waktu itu terpukul berat. Tiba-tiba saja warga masyarakat yang tadinya mampu membayar sewa tempat tinggal, karena dirumahkan oleh perusahaan tempatnya bekerja berubah menjadi orang yang tidak mempunyai tempat tinggal. Walikota Jakarta Selatan pada waktu itu terpaksa menyediakan sejumlah tenda sementara di Taman Puring bagi warga yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Krisis tahun 1998 yang berawal dari krisis moneter berkembang menjadi krisis multi dimensi, dan hampir semua orang Indonesia terkena imbasnya. Puncak dari krisis adalah kerusuhan yang meledak pada tanggal 13 Mei 1998, di mana Kota Jakarta “terbakar” dalam arti fisik maupun non-fisik. Keutuhan kehidupan bangsa Indonesia turut tercabik-cabik oleh krisis yang berlangsung dan ini paling dapat dilihat dengan nyata di Jakarta yang menjadi ibukota Indonesia. Puluhan bahkan ratusan perusahaan, mulai dari yang berskala kecil sampai milik konglomerat bertumbangan. Lebih dari 70 persen perusahaan yang tercatat di pasar modal mengalami kebangkrutan.  
Sektor yang paling terpukul oleh krisis terutama adalah sektor konstruksi, manufaktur dan perbankan. Terjadi gelombang besar pemutusan hubungan kerja dalam sektor-sektor ini. Pengangguran melonjak ke tingkat yang belum pernah terjadi sejak akhir tahun 1960-an, yakni sekitar 20 juta orang atau 20 persen lebih dari angkatan kerja.

Akibat maraknya pemutusan hubungan kerja dan naiknya harga-harga dengan drastis, jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan juga meningkat sampai sekitar 50 persen dari keseluruhan populasi penduduk. Rasa panik melanda seluruh warga akibat harga-harga kebutuhan pokok yang tidak menentu. Kepanikan ini lama-kelamaan berkembang dan membuat banyak orang menyerbu toko-toko sembako karena khawatir harga akan terus melonjak. Hal ini selanjutnya malah semakin memicu kenaikan harga yang menggila.

Pendapatan per kapita Indonesia yang sempat mencapai 1.155 dollar/kapita pada tahun 1996 dan 1.088 dollar/kapita pada tahun 1997, anjlok menjadi hanya 610 dollar/kapita pada tahun 1998, dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) menyatakan bahwa dua dari tiga penduduk Indonesia berada dalam kondisi sangat miskin pada tahun 1999.  Rupiah saat itu terdevaluasi sampai 90% dan pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot menjadi – 13,7 persen. Inflasi mencapai 78 persen dan harga-harga makanan melambung sampai sekitar 118 persen.

Krisis moneter terjadi pada tahun 1998, tetapi dampaknya tidak hanya dirasakan pada tahun itu saja melainkan sampai beberapa tahun setelahnya. Penelitian menunjukkan bahwa sesudah krisis moneter tingkat kerawanan terhadap kemiskinan di antara orang Indonesia meningkat tinggi dibandingkan dengan sebelum krisis. Proporsi penduduk Indonesia yang rawan terhadap kemiskinan naik dari kurang dari seperlima sebelum krisis menjadi lebih dari sepertiga sesudah krisis.

Jenis kemiskinan yang paling rawan adalah kemiskinan kronis. Kemiskinan kronis mendapat perhatian khusus dari para pakar dan juga pembuat kebijakan, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bekerja untuk mencapai Tujuan-tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Kemiskinan kronis(chronic poor) dialami oleh mereka yang terperangkap dalam kemiskinan dalam jangka panjang. Di dunia internasional ada standar umum dalam hal kemiskinan, yakni bahwa warga yang miskin adalah mereka yang hidup dengan atau di bawah $ 1 AS per hari. Sementara itu program Tujuan-tujuan Pembangunan Milenium berupaya untuk mengurangi sampai lima puluh persen jumlah mereka yang hidup di bawah $ 1 AS per hari antara tahun 1990 dan 2015.

Di Jakarta selain kemiskinan kronis, jenis kemiskinan yang ditemukan adalah kemiskinan perkotaan (urban poverty). Tingkat urbanisasi Indonesia seperti halnya di negara-negara berkembang lainnya terus melaju pesat. Tahun 2025 diperkirakan 65 persen dari penduduk Indonesia akan tinggal di daerah perkotaan. Tidak lama lagi Jakarta akan menjadi sebuah Mega City (kota yang ditinggali oleh penduduk lebih dari 10 juta jiwa). Terbentuknya Mega Citymerupakan kecenderungan yang ditemukan di kota-kota besar di Kawasan Asia Timur dan Pasifik.

Penduduk Kota Jakarta saat ini mencapai sekitar 9,58 juta jiwa. Jumlah ini adalah penduduk yang terdaftar resmi dan mempunyai kartu tanda penduduk. Sementara itu, laju pertambahan penduduk diperkirakan sebesar 1,06 persen. Tingkat kepadatan penduduk kota Jakarta rata-rata 13.000 jiwa per kilometer persegi, walau di Jakarta Pusat mencapai 19.000 jiwa per kilometer persegi. Bila ditambah dengan jumlah penduduk yang tidak terdaftar diperkirakan penduduk Jakarta mencapai sekitar 9,5 juta jiwa. Setiap tahun kota ini menerima 138.000 orang tambahan pendatang baru. Penduduk yang tidak terdaftar ini secara tidak langsung turut memberikan tekanan tambahan pada layanan dasar dalam bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, pekerjaan, dan layanan terkait lainnya di Jakarta.

Jakarta adalah sebuah kota yang memiliki tingkat urbanisasi yang tinggi. Ini merupakan sesuatu yang wajar karena daerah perkotaaan dapat memberikan peluang kerja dan juga akses kepada layanan-layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan yang relatif lebih lengkap dibandingkan dengan di pedesaan. Kawasan perkotaan biasanya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan warga yang tinggal di daerah tersebut dengan sendirinya akan menikmati tingkat kesejahteraan yang relatif lebih tinggi daripada di pedesaan.

Meskipun demikian, seperti terlihat pada krisis moneter tahun 1998, penduduk perkotaan ternyata jauh lebih rawan terhadap guncangan ekonomi makro yang berdampak langsung pada kebutuhan tenaga kerja dan peningkatan harga bahan-bahan pokok. Ketika ekonomi makro nasional goyah, perusahaan-perusahaan besar biasanya mengurangi tenaga kerja untuk menghemat ongkos usaha dan demi keberlangsungan jangka panjang usaha. Pokok permasalahan yang dihadapi Kota Jakarta bukan hanya pada besarnya kota tetapi juga pesatnya pertumbuhan kota ini. Kesejahteraan warga kota bergantung pada kemampuan pemerintah kota untuk menyediakan layanan-layanan dasar bagi seluruh warga, mengelola penataan ruang kota dengan baik dan mendorong pertumbuhan ekonomi, sambil pada saat yang sama mengurangi ekses-ekses negatif yang dibawa oleh pertumbuhan kota. 

Kemiskinan perkotaan seperti yang ditemukan di Jakarta mempunyai beberapa ciri khas yang berbeda dengan kemiskinan di pedesaan. Selain menghadapi berbagai ancaman terhadap keselamatan diri dan komunitasnya, kaum miskin perkotaan juga menghadapi tantangan ekonomi yang bersumber dari ketidakpastian tempat tinggal dan guncangan ekonomi makro (seperti krisis moneter 1998). Tambahan pula, meskipun secara fisik berada dekat pusat kekuasaan dan pembuat kebijakan, kaum miskin perkotaaan tidak memiliki akses terhadap penyusunan kebijakan. Selain itu, suara kaum miskin umumnya kurang dipertimbangkan dalam arena penyusunan kebijakan sehingga kebutuhan mereka sering terabaikan.

Ada beberepa sebab terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek yang telah menciptakan “ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri dibidang ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta persyaratan hutang swasta tersebut.
Pemerintah sama sekali tidak memiliki mekanisme pengawasan terhadap hutang yang dibuat oleh sector swasta Indonesia. Setelah krisis berlangsung, barulah disadari bahwa hutang swasta tersebut benar -benar menjadi masalah yang serius. Antara tahun 1992 sampai dengan bulan Juli 1997, 85% dari penambahan hutang luar negeri Indonesia berasal dari pinjaman swasta (World Bank, 1998). Mengapa demikian? Karena kreditur asing tentu bersemangat meminjamkan modalnya kepada perusahaan-perusahaan (swasta) di negara yang memiliki inflasi rendah, memiliki surplus anggaran, mempunyai tenaga kerja terdidik dalam jumlah besar, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, dan menjalankan sistem perdagangan terbuka.
2. Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri.
3. Tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang pemerintahan otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula.
4. Perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis ekonomi, dan pada gilirannya memperbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri.
5. Miss government.
6. Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu faktor politik. Pada tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat rezim Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan rezim Soeharto sehingga harus disertai pengorbanan besar berupa kekacauan (chaos) yang mengakibatkan pemilik modal dan investor kabur dari Indonesia. Pelarian modal besar-besaran (flight for safety) karena kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat daripada pelarian modal yang dipicu oleh pertimbangan ekonomi semata (flight for quality). Karena itu, rupiah merosot amat drastis dari level semula Rp 2.300 per dollar AS (pertengahan 1997) menjadi level terburuk Rp17.000 per dollar AS (Januari 1998).
8. Banyaknya utang dalam valas, proyek jangka panjang yang dibiayai dengan utang jangka pendek, proyek berpenghasilan rupiah dibiayai valas, pengambilan kredit perbankan yang jauh melebihi nilai proyeknya, APBN defisit yang tidak efisien dan efektif, devisa hasil ekspor yang disimpan di luar negeri, perbankan yang kurang sehat, jumlah orang miskin dan pengangguran yang relative masih besar, dan seterusnya.
9. Krisis moneter dimulai dari gejala/kejutan keuangan pada juli 1997, menurunnya nilai tukar rupiah secara tajam terhadap valas, diukur dengan dolar Amerika Serikat yang merupakan pencetus/trigger point. Meskipun tidak ada depresiasi tajam baht(mata uang Thailan), Krismon tetap akan terjadi di Negara tercinta ini. Kenapa? karena gejolak sosial dan politik Indonesia yang memanas. Oleh karena itu penyebab krismon 98 bisa dikatakan campuran dari unsur-unsur eksternal dan domestik(J. Soedrajad Djiwandono).
10. Diabaikannya early warning system merupakan penyebab mengapa krismon 97 melanda Inonesia. Adapun early system warningnya adalah: meningkatnya secara tajam deficit transaksi berjalan sehingga pada saat terjadinya krisis, defisit transaksi berjalan Inonesia sebesar 32.5% dari PDB. Utang luar negeri baik pemerintah maupun swasta yang tinggi. Boomingnya sektor properti dan financial yang mengabaikan kebijakan kehati-hatian dalam pemberian kredit perbankan diperuntukan untuk membiayai proyek-proyek besar yang disponsori pemerintah dan tidak semua proyek besar itu visibel. Tata kelola yang buruk(bad governence) dan tingkat transpalasi yang rendah baik sektor publik maupun swasta(Marie Muhamad).
11. Argument bahwa pasar financial internasional tidak stabil secara inheren yang kemudian mengakibatkan buble ekonomi dan cenderung bergerak liar. Bahkan sejak tahun 1990-an pasar financial lebih tidak stabil lagi. Hal ini dikarenakan tindakan perbankan negara-negara maju menurunkan suku bunga mereka. Sehingga mendorong dana-dana masuk pasar global. Maka pada tahun 1990-an dana asing melonjak dari $9 Miliar menjadi lebih dari $240 Miliar.
12. Kegagalan manajemen makro ekonomi tercermin dari kombinasi nilai tukar yang kaku dan kebijakan fiskal yang longgar, inflasi yang merupakan hasil dari apresiasi nilai tukar efectif riil, deficit neraca pembayaran dan pelarian modal.
13. Kelemahan sector financial yang over gradueted, but under regulete dan masalah moral hazar.
14. Semakin membesarnya cronycapitalism dan sistem politik yang otoriter dan sentralistik(M. Fadhil Hasan). Jika diartikan secara ekonomis teknis, krisis bisa disebut sebagai titik balik pertumbuhan ekonomi yang menjadi merosot. Dan penyebabnya jika ditinjau dari teori konjungtur, ada dua karakteristik krisis 1). krisis disebabkan tidak sepadannya kenaikan konsumsi ketimbang kenaikan kapasitas produksi atau underconsumption crisis. 2). Krisis disebabkan terlampau besarnya investasi yang dipicu modal asing karena tabungan nasional sudah lebih dari habis untuk berinvestasi. Krisis seperti ini disebut overinvestment, dan ini yang terjadi di Indonesia(Kwik Kian Gie). Begitulah beberapa penyebab krismon 98 di Indonesia, yang dampaknya masih terasa sampai sekarang.
NB: “krisis kepercayaan” yang ternyata menjadi penyebab paling utama dari segala masalah ekonomi yang dihadapi pada waktu itu. Akibat krisis kepercayaan itu, modal yang dibawa lari ke luar tidak kunjung kembali, apalagi modal baru.
III. Kebijakan Pemerintah Mengatasi Krisis
Kebijakan ekonomi dengan berbagai dampak negatif sebagaimana uraian diatas, secara serius telah diupayakan diatasi dengan melaksanakan kebijakan ekonomi, baik makro maupun mikro. Dalam jangka pendek kebijakan ekonomi pemerintah sejak masa krisis dimaksudkan memiliki dua sasaran strategis, yakni pertama : mengurangi dampak negatif krisis terhadap masyarkata berpendapatan rendah dan rentan, dan kedua : pemulihan pembangunan ke jalur semula.
Upaya-upaya yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam rangka memulihkan perekonomian negara dari dampak krisis moneter 1998 diatas diuraikan sebagai berikut :
A. Kebijakan Ekonomi Makro
Kebijakan ekonomi makro yang telah dilaksanakan pemerintah dalam upaya menekan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing adalah melalui kebijakan moneter yang ketat disertai anggaran berimbang, dengan membatasi anggaran sampai pada tingkat yang dapat diimbangi dengan tambahan dana dari pinjaman luar negeri, seperti Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) walaupun pada akhirnya sebagian dana BLBI tesebut ditemukan banyak penyimpangan dalam penggunaannya. Kebijakan moneter yang ketat dengan tingkat bunga yang tinggi selain dimaksukan untuk menekan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, juga dimaksudkan untuk menahan permintaan aggregate dan mendorong masyarakat untuk meningkatkan tabungan di lembaga perbankan, sehingga dalam hal ini dibutuhkan deregulasi aturan perbankan yang ketat agar masyrakat si pemilik dana mempunyai kepercayaan terhadap bank.
Meskipun demikian pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa tingkat bunga yang tinggi dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan ekonomi dan bersifat kontradiktif terhadap PDB. Oleh karena itu, tingkat suku bunga yang tinggi tidak akan selamanya dipertahankan, tetapi akan diturunkan secara sewajarnya sampai ke level lajimnya seiring dengna menurunya laju inflasi. Mekanisme pemberian suku bunga yang tinggi untuk penyimpanan dana oleh nasabah merupakan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah sejak krisis moneter, hal ini dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat menyimpan dananya di bank, sehingga bank mempunyai modal yang cukup untuk disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit).
B. Kebijakan ekonomi Mikro
Kebijakan ekonomi mikro yang ditempuh pemerintah adalah dengan mengangkat kembali sektor-sektor usaha kecil – menegah masyarakat (pelaku usaha) dengan mekanisme pemberian pinjaman dana dengan prioritas bunga yang rendah. Tujuan pemerintah mengambil langkah ini dimaksudkan untuk :
1. Untuk mengurangi dampak negatif dari krisis ekonomi terhadap kelompok penduduk berpenghasilan rendah dengan dikembangkannya jaringan pengaman sosial yang meliputi penyediaan pokok dengan harga terjangkau, mempertahankan tingkat pelayanan pendidikan dan kesehatan pada saat krisis, serta penanganan pengangguran dalam upaya mempertahankan daya beli kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah dalam mengatasi pengangguran saat krisis moneter adalah dengan mencanangkan dan atau membuat program padat karya untuk menampung tenaga kerja produktif.
2. Menyehatkan sistem lembaga perbankan dan memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan Indonesia. Upaya ini diwujudkan oleh pemerintah dengan mencari dana talangan yang dipinjamkan ke bank-bank yang mengalami krisis saldo-debet, sehingga dapat bertahan dari arus krisis. Pemerintah pun melalui Bank Setral (Bank Indonesia) memberikan kucuran dana ke bank-bank swasta yang diperoleh melalui pinjaman luar negeri.
3. Merestrukturisasi hutang luar negeri. Tindakan ini dimaksudkan pemerintah untuk memprioritaskan pendanaan-pendanaan yang sangat urgen terhadap perkembangan ekonomi untuk mengatasi krisis yang ada, sehingga dengan adanya restrukturisasi utang maka pemerintah dapat melakukan penundaan pembayaran utang luar negeri Indonesia.
4. Mereformasi struktural di sektor rill, dan
5. Mendorong ekspor.
C. Upaya-Upaya Pemulihan Ekonomi
1. Jaringan Pengaman Sosial
Dalam kaitan ini sejak krisis moneter 1998 pemerintah telah mengambil langkah-langkah dengan menambah alokasi anggaran rutin (khususnya untuk subsidi bahan baker minyak, listrik, dan berbagai jenis kebutuhan makanan pokok), dilakukannya usaha untuk mempertajam sasaran alokasi anggaran dan meningkatkan efisiensi anggaran pembangunan. Hal ini dilakukan melalui peninjauan kembali terhadap kegiatan dan proyek pembangunan, antara lain dengan :
a) Menunda proyek-proyek dan kegiatan pembangunan yang belum mendesak
b) Melakukan realokasi dan menyediakan tambahan anggaran untuk bidang pendidikan dna kesehatan.
c) Memperluas, penciptaan kerja dan kesempatan kerja bagi mereka yang kehilangan pekerjaan, yang dikaitkan dengan peningkatan produksi bahan makanan serta perbaikan dan pemeliharaan prasarana ekonomi, misalnya jalan, irigasi,
d) Memperbaiki sistem distribusi agar berfungsi secara penuh dan efisien yang sekaligus meningkatkan peranan pengusaha kecil, menengah dan koeperasi.
Sebagai akibat dari peninjauan kembali seluruh program dan proyek pembangunan, total anggaran meningkat secara tajam sejak krisis moneter tahun 1998. Sebagai implikasi dari jaringan pengaman sosial ini, yagn disertai penyesuaian untuk mempertajam alokasi dan peningkatan efisiensi anggaran pembangunan, pemerintah tidak dapat menghindari terjadinya defisit yang sangat besar, lebih kurang pada masa itu 8,5 persen terhadap PDB, dalam revisi APBN tahun 1998/99. Pemerintah sangat menyadari bahwa defisit anggaran sebesar 8,5 persen terahdap PDB tidak suistanable, itulah sebabnya mengapa diupayakan penurunan anggaran minimal pada tahun 1999/2000 dan bertujuan pula untuk melakukan pengimbangan anggaran untuk masa 3 tahuan kemudian (tahun 2003).


I.                   Latar Belakang

Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi yang berdampak buruk pada Negara dan rakyatnya. Krisis ini terjadi dari awal 1998. Sejak era orde baru mulai terlihat kondisi Indonesia terus mengalami kemerosotan, terutama dalam bidang ekonomi. Tingginya krisis ekonomi ini diindikasikan dengan laju inflasi yang cukup tinggi. Sebagai dampak atas infalsi, terjadi penurunan tabungan, berkurangnya investasi, semakin banyak modal yang dilarikan ke luar negeri karena ada factor politik yaitu penurunan presiden suharto, terhambatnya pertumbuhan ekonomi, terjadi gelombang pemutusan hubungan kerj seara besar besaran, tingkat kemiskinan naik 50%.



II.               PERKEMBANGAN
            Perkembangannya sejauh ini sudah menginjak angka baik karena usaha pemerintah menrik lagi modal asing untuk dating ke Indonesia dan

III.          DAMPAK  

  1. Terjadi pemutusan hubungan kerja besar besaran karena persusahaan tidak dapat mengasih upah pekerjanya
  2. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun 13,7%
  3. Puluhan bahkan ratusan perusahaan, mulai dari yang berskala kecil sampai milik konglomerat bertumbangan. Lebih dari 70 persen perusahaan yang tercatat di pasar modal mengalami kebangkrutan.  
  4. harga-harga kebutuhan pokok yang tidak menentu.
  5. kurs nilai tukar valas, khususnya dollar AS, yang melambung tinggi jika dihadapkan dengan pendapatan masyarakat dalam rupiah tetap.
  6. krisis itu terjadi banyak pejabat yang melakukan korupsi. Sehingga mengurangi pendapatan para pekerja yang lain
  7. harga bbm naik



IV.             Pembahasan Masalah

A.    Hal-hal yang terjadi saat krisis moneter.

1.      Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sangat tajam.
2.      Faktor utang luar negeri swasta jangka pendek dan menengah sehingga nilai tukar rupiah mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia cukup devisa untuk membayar utang yang jatuh tempo beserta bunganya, ditambah sistem perbankan nasional yang melemah.
3.      Krisis moneter kiriman yang berawal dari Thailand antara Maret-Juni 1997, yang diserang duluan oleh spekulan dan kemudian menyebar ke Negara Asia lainnya termasuk Indonesia. Krisis Moneter yang terjadi sudah saling kait-mengkait di kawasan Asia Timur dan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain.
4.      Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri.
5.      Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu faktor politik. Pada tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat rezim Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan rezim Soeharto sehingga harus disertai pengorbanan besar berupa kekacauan (chaos) yang mengakibatkan pemilik modal dan investor kabur dari Indonesia. Pelarian modal besar-besaran (flight for safety) karena kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat daripada pelarian modal yang dipicu oleh pertimbangan ekonomi semata (flight for quality). Karena itu, rupiah merosot amat drastis dari level semula Rp 2.300 per dollar AS (pertengahan 1997) menjadi level terburuk Rp17.000 per dollar AS (Januari 1998).
6.      Kegagalan manajemen makro ekonomi tercermin dari kombinasi nilai tukar yang kaku dan kebijakan fiskal yang longgar, inflasi yang merupakan hasil dari apresiasi nilai tukar efektif riil, defisit neraca pembayaran dan pelarian modal.



V. USAHA PEMERINTAH
  1. mengurangi dampak negatif krisis terhadap masyarkata berpendapatan rendah dan rentan
  2. pemulihan pembangunan ke jalur semula.
  3. menekan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing (kebijakan ekonomi makro
  4. mengangkat kembali sektor-sektor usaha kecil – menegah masyarakat (pelaku usaha) dengan mekanisme pemberian pinjaman dana dengan prioritas bunga yang rendah. (kebijakan ekonomi mikro
  5. Menunda proyek-proyek dan kegiatan pembangunan yang belum mendesak
  6. Memperluas, penciptaan kerja dan kesempatan kerja bagi mereka yang kehilangan pekerjaan, yang dikaitkan dengan peningkatan produksi bahan makanan serta perbaikan dan pemeliharaan prasarana ekonomi, misalnya jalan, irigasi,
  7. Memperbaiki sistem distribusi agar berfungsi secara penuh dan efisien yang sekaligus meningkatkan peranan pengusaha kecil, menengah dan koeperasi.


Kebijakan - kebijakan ekonomi mulai diambil ketika krisis ini mulai muncul. Kebijakan secara makroekonomi Langkah kebijakan itu difokuskan untuk mengembalikan kestabilan mikroekonomi dan membangun kembali infrastruktur ekonomi, khususnya dibidang perbankan dan dunia usaha (Makalah Bank Indonesia : Peran Kebijakan Moneter dan Perbankan Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Indonesia). Kebijakan yang terfokus pada dua hal tersebut sangat tepat untuk diambil, seperti yang diketahui krisis moneter yang terjadi sudah sangat menyerang perekonomian secara keseluruhan sekaligus menyerang sector - sektor badan usaha. Secara umum langkah yang diambil dalam mengatasi masalah krisis moneter ini berpijak pada empat bidang pokok (Makalah Bank Indoensia : Peran Kebijakan Moneter dan Perbankan Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Indonesia) :
a.            Di bidang Moneter, ditempuh kebijakan moneter ketat untuk mengurangi laju inflasi dan penurunan atau depresiasi nilai mata uang lokal secara berlebihan.
b.            Di bidang Fiskal, ditempuh dengan kebijakan yang terfokus pada upay relokasi pengeluaran-pengeluaran untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.
c.             Di bidang Pengelolaan (governance), ditempuh dengan berbagai kebijakan untuk penngelolaan baik di sector public atau swasta
d.            Di bidang Perbankan, ditempuh dengan berbagai kebijakan untuk mengurangi kelemahan dunia perbankan.
Secara umum kebijakan-kebijakan yang diambil untuk mengatasi sekaligus mencegah terjadinya krisis monter di kemudian hari. Secara khusus kebijakan yang diambil ketika krisis moneter terjadi dengan cara mengupayakan stabilisasi dan pemulihan kegiatan ekonomi, pemerintah telah menempuh beberapa kebijakan dari sisi permintaan maupun penawaran (Laporan Tahunan Bank Indonesia 1998/1999). Di sisi permintaan perlu menjadi perhatian khusus karena permintaan domestik mengalami kontraksi sebesar 17,6%, dengan sumbangan terhadap kontraksi PDB sebesar 18,4% kebijakan yang ditempuh diarahkan untuk memulihkan kegiatan investasi, perdagangan, serta mengurangi dampak negatif krisis terutama terhadap golongan masyarakat miskin (Laporan Tahunan Bank Indonesia 1998/1999). Penurunan permintaan domestic ini berimbas pula pada penurunan konsumsi rumah tangga akibat daya beli masyrakat yang turun. Hal ini yang berimbas pada semakin banyaknya masyrakat miskin sehingga dalam kebijakan permintaan difokuskan pula pada masyarakat miskin untuk mengurangi dampak-dampak yang akan ditimbulkan dari krisis monter ini. Penurunan investasi yang disebabkan banyak faktor. Dua faktor utama adalah penurunan kepercayaan atas daya serap pasar domestic dan perusahaan yang mengalami kesusahan dalam pembiayaan sehingga tidak sempat untuk melakukan investasi. Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan investasi dengan menghapuskan bea masuk unruk beberapa jenis barang modal dan menerapkan kebijakan tas holiday (Laporan Tahunan Bank Indonesia 1998/1999).Hal ini untuk memudahkan perusahaan untuk melakukan produksi barang semakin banyak perusahaan yang mulai berproduksi semakin tinggi pla tingkat investasi yang terjadi. 

Di sisi penawaran, Di sisi penawaran, kebijakan yang ditempuh lebih bersifat structural untuk membantu pemulihan kinerja sektor perbankan dan dunia usaha. Upaya untuk meredam tekanan inflasi dilakukan melalui kebijakan moneter yang ketat dan pemulihan sisi pasokan terutama melalui penyediaan dan perluasan kredit program serta perbaikan sistem distribusi. Pemulihan inflasi dari sisi penawaran berkaitan pada perluasan pemberian kredit kepada bank-bank umum sehingga memudahkan pengusaha kecil untuk menminjamkan dana dalam proses produksi. Dalam upaya pemenuhan pasokan kebutuhan yang mengalami penurunan pemerintah memperbaiki dari sisi distribusi (Laporan Tahunan Bank Indonesia 1998/1999)  dimana dengan mengurangi monopoli suatu badan dalm pengadaan pesokan dan membuka kepada badan lain seperti koperasi untuk pemenuhan kebutuhan pokok.

Minggu, 07 September 2014

Perjalanan Anime di Global TV



just sharing 
Perjalanan Anime di Global tv
tulisan ini ditulis tahun 2011
Stasiun TV Global TV bukanlah saluran yang asing lagi di mata para penggemar Anime Jepang di Indonesia. Saluran yang mulai mengudara pada awal dekade 2000an ini pernah beken dengan beberapajudul Anime Jepang seperti Super Gals!, PreTear, Scrapped Princess, Naruto, DNAngel, dan Slayers Try. Namun seiring dengan berlalunya waktu dan dengan semakin memudarnya pamor anime di kalangan pemirsa Indonesia, tayangan-tayangan bergenre animepun mulai ditinggalkan Global TV hingga menghilang sama sekali selama beberapa tahun.
Hingga sebuah kejutan muncul di akhir tahun 2008. Sebuah program yang menjanjikan mulai diluncurkan oleh Global TV sebagai program baru memasuki tahun 2009. Program bertajuk “Super Anime” ini sesuai dengan namanya bertujuan untuk menayangkan tayangan-tayangan bergenre Anime Jepang untuk pemirsanya dan mengincar pasar penonton remaja dan anak-anak. Tak pelak berbagai judul-judul anime mulai menghiasi daftar tayangan Global TV seperti Samurai 7, Kiba, Eye Shield 21, Idaten Jump!, Jubei-chan : Counterattack of Siberia Yagyu, The Law of Ueki, Death Note, Voltus V, Dancougar Nova, hingga yang cukup menarik perhatian dikarenakan konsep terjemahannya yang cukup “nyeleneh” yakni Kochikame. Didukung dengan berbagai studio sulih suara ternama seperti Yori Yoga Argayoen, Tomang, VIP Roxy, IMMG, Power Vision serta sederet nama-nama Seiyuu papan atas seperti Hilman, Kamal Nasuti, Agus Nurhasan, Bima Sakti, Toro Ora Sudi, Uci Bismark, Dewi Arifiani, Wan Leony Mutiarza, Nurul Ulfah, Tuty Pinkan, Susy Setiawaty, Siwi Dwi Iswanti, Yunielda Tanjung, dan sederetnama lainnya membuat Global TV seakan mencoba mengukuhkan dirinya sebagai Stasiun TV Anime dan tentu saja menjadi oase baru di tengah lesunya pasar anime di tanah air selama lima tahun terakhir ini.Sayang beribu sayang, umur program inipun belakangan ternyata tidak berlangsung lama. Beberapa tayangan yang sebelumnya ada justru mulai menghilang satu-persatu hingga hanya menyisakan beberapa judul saja. Berbagai masalah langsung dituding sebagai penyebabnya mulai dari isu pembatasan tayangan oleh KPI, masalah sulih suara yang masih menimbulkan pro-kontra, hingga masalah rendahnya rating akibat kurangnya respon, sambutan, dan kepedulian dari fansnya sendiri.Namun untungnya Global TV tidak berhentisampai di sini. Demi untuk tetap mempersembahkan tayangan bergenre anime, belakangan Global TV melakukan sebuah terobosan baru yang cukup unik. Sebuah inovasi yang sebenarnya bukanlahhal yang baru namun tetap menarik untuk ditelusuri yaitu : Menayangkan anime padawaktu jam Subuh dinihari.Terhitung sejak tanggal 4 Januari 2010, Global TV mulai menayangkan anime Samurai 7 yang merupakan awal dari praktek penayangan anime pada jam Subuh ini. Anime Samurai 7 ini sendiri sesungguhnya sudah pernah tayang sebelumnya bahkan merupakan salah satuprogram pertama yang diluncurkan pada debut program “Super Anime” sebelumnyayang sayangnya penayangannya hanya bertahan selama beberapa episode saja ketika ditayangkan sekitar jam 18.00 WIB. Namun ketika belakangan mulai ditayangkan kembali pada jam 04.30 pagi WIB ternyata penayangannya justru tidak ada masalah, bahkan sampai tamat dua kali. Sejak saat itu mulailah satu per satu anime mulai mendatangi Global TV pada jam tayang 04.30 pagi. Berturut-turut dari mulai Samurai X, Kiba, Death Note, Dancougar Nova, MAR, Eureka Seven, Basiliks, Gaiking, dan anime yang tengah berjalan ketika tulisan ini ditulis: Samurai Deeper Kyo. Uniknya kebanyakan dari anime-anime tersebut adalah anime-anime yang sebelumnya tidak bisa ditayangkan lengkap pada jam tayang “normal” namun justru bisa tamat (bahkan terkadang sampai dua kali) ketika ditayangkan pada waktu Subuh. Dan hingga tulisan ini ditulis, hampir 98% anime yang sudah masuk stok penayangan Subuh semuanya tayang sampai tamat seolah menegaskan bahwa program anime Subuh hari Global TV adalah program anime dijamin tamat.Mencermati fenomena tersebut, sebagaimana yang sudah ditulis sebelumnya, sesungguhnya praktek penayangan Anime pada jam tayang yang “tidak normal” alias jam tayang dinihari sesungguhnya bukanlah hal baru dalam sejarah penayangan anime di televisi. Sebagai contoh, TRANS TV pernah menayangkan Evangelion pada jam 12 malam, Indosiar pernah menayangkan Cowboy Beebop sekitar jam 2 pagi, Virtua Fighter dan Magic Knight Rayearth pada jam 5 pagi, Crush Gear Nitro! dan RockmanEXE pada jam 3 pagi, serta SD Gundam Force pada jam 6 pagi, SCTV pernah menayangkan Moero Ace! Pada jam 5 pagi(dan sejenak tulisan melebar ke genre Tokusatsu : Ultraman Nexus juga pernah ditayangkan oleh SCTV pada jam 5 pagi), TVRI pernah menayangkan Tokyo Underground pada jam 5 pagi, sementara Global TV sendiri sebelumnya juga pernah menayangkan Voltus V sekitar jam 1 pagi. Di Jepang yang merupakan negara asal animepun praktek seperti ini bukanlah hal yang baru bahkan sudah merupakan hal yang lumrah. Di Jepang mungkin bukanlahhal yang aneh jika kita mendapatkan sebuah anime ternyata ditayangkan pada waktu dinihari. Bahkan tak jarang anime-anime yang beken di kalangan kaum Otakudi berbagai jejaring internet ternyata di Jepangnya sendiri justru ditayangkan pada jam 12 malam atau jam 1 pagi, atau jam 5 pagi.Secara keseluruhan, upaya Global TV yang banyak menayangkan anime pada jam Subuh sampai tamat sesungguhnya adalah hal yang positif dan patut mendapatkan apresiasi serta dukungan. Bayangkan saja, jika anda melihat daftar anime-anime yang dimiliki oleh Global TV, maka anda akan banyak menemukan bahwa anime-anime yang dimiliki oleh Global TV sebagian adalah anime dengan kadar kekerasan yang cukup intens ataupun bobot cerita yang cukup berat yang ini tentunya memunculkan dilema tersendiri jika ditayangkan secara luas di TV pada jam tayang di mana banyak anak-anak menyalakan TV. Adalah sebuah fakta yang tidak terbantahkan kalau tayangan bergenre anime, sebagaimana tayangan-tayangan berupa film animasi pada umumnya selama ini masih sangat identik dengan tayangan untuk anak-anak dan nyatanya memang demikianlah adanya karena pada kenyataannya pangsapasar terbesar untuk program jenis ini memang kebanyakan adalah anak-anak atau remaja. Menayangkan anime dengan kadar kekerasan yang cukup intens dan bobot cerita yang cukup berat jelas adalah masalah tersendiri dengan kenyataan pasar yang demikian. Karenanya dengan ditayangkan pada jam tayang di mana kebanyakan anak-anak masih tidur adalah langkah yang cukup bijak. Karena dengan begini, mereka yang akan menonton tayangan tersebut jelas adalah orang-orang yang memang pada dasarnya adalah orang yang benar-benar menyukai anime dan rela untuk tidur lebih malam atau bangun lebih awal tanpa mengkhawatirkan masalah tetek-bengek seputar klasifikasi penonton. Hal ini jugalah yang kerapkali terjadi di Jepang di mana banyak anime dengan genre yang tidak cocok untuk ditonton anak-anak seperti Umineko no Naku Koro Ni ditayangkan pada waktu dinihari, sementara banyak anime yang ditayangkan pada jam-jam prime time justru adalah anime-anime dengan sasaran pasar anak-anak atau keluarga semisal Sazae-san yang pada kenyataannya memang memiliki popularitas dan rating yang lebih tinggi. Untuk kasus Global TV pun nampak jelas kalau Global TV tidak meniatkan memutar anime pada jam Subuh untuk mengincar penonton anak-anak. Apalagi belakangan ini Global TV nampak gencar menayangkan banyak program-program animasi bertajuk “Kartun Pagi Global TV” dengan durasi jam tayang 05.00 sampai 09.00 WIB yang benar-benar mengincar pangsa pasar penonton anak-anak dengan tayangan program seperti Dora theExplorer, The Penguins of Madagaskar, atau Vicky and Jhonny sementara anime-anime Jepang yang tayang sebelumnya sama sekali tidak dimasukkan dalam program tersebut. Selama ini banyak Otakuyang mengeluhkan akan masalah di mana anime masih seringkali dianggap atau diidentikkan dengan tontonan untuk anak-anak, karenanya program anime dinihari Global TV ini bisa dibilang sesungguhnya justru ikut andil dalam mencoba memupus anggapan tersebut. Dan terbukti banyak anime yang selama inidianggap mustahil untuk ditayangkan di Indonesia atau setidak-tidaknya mustahil untuk ditayangkan sampai tamat nyatanya bisa ditayangkan dan sampai tamat oleh Global TV.
Anime Death Note misalnya. Anime dengan tema kontroversial bahkan sampai memunculkan masalah di negara Tiongkok ini dan sekilas terlihat mustahil untuk ditayangkan di Indonesia ternyata bisa ditayangkan oleh Global TV pada hari Sabtu jam 7 malah yang sayangnya tidak bertahan lama, namun justru bisa tayang lagi sampai tamat pada jam tayang dinihari. Bukan itu saja, malah Death Note juga memiliki hari tersendiri pada hari Sabtu di mana penayangannya justru ditayangkan dengan sangat intens bahkanpada masanya setiap hari Sabtu dinihari boleh dibilang Global TV adalah TVnya Death Note karena menayangkan Death Note secara non-stop dari jam 3 sampai 5 pagi. Tentu saja ini adalah hal yang positif di mana ada stasiun TV di Indonesia yang akhirnya menempatkan anime dengan bobot yang cukup berat pada jam tayang yang semestinya. Selain anime tidak lagi dianggap sebagai tontonan yang hanya untuk anak-anak (meskipun dalam situs resminya, acara-acara tersebut masih masuk ke dalam kategori tontonan anak yang nampaknya sengaja dilakukan sebatas untuk formalitas saja), dengan penayangan pada waktu diniharipun tidak akan menutup kemungkinan untuk ditayangkannya anime-anime dengan genre yang lebih beragam. Pernah terbayang untuk menonton Haruhi Suzumiya, Angel Beats, K-On!, atau malah Madoka di Global TV pada jam 4 pagi??? Bukan tidak mungkin akan itu.Meskipun demikian sesungguhnya bukannya tidak ada halangan dan masalahakan semua itu. Berbagai masalah juga masih menghantui program anime Subuh yang cukup berani ini. Masalah sensor misalnya. Walaupun sudah ditayangkan pada jam tayang dinihari dan tidak dihitung sebagai tontonan anak-anak namun pada kenyataannya masih banyak ditemukan sensor pada tayangan anime-anime yang tayang pada waktu dinihari tersebut. Praktek sensor sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin dimunculkan pada suatu tontonan sesungguhnya bisa dimaklumi dan diterima sepanjang itu memang ditujukan untuk menjaga tontonan tersebut beserta penontonnya. Namun dengan jam tayang yang pada akhirnya hanya akan diakses oleh orang-orang yang sudah siap dengan segala resikonya sesungguhnya akan lebih bijak jika Global TV dapat menekan kadar penyensoran seminimal mungkin dengan hanya menyensor bagian-bagian yang sudah sewajarnya untuk disensor. Namun kenyataan yang terjadi belumlah demikian.Bahkan yang seringkali ditemukan bukannya sensor melainkan justru praktek asal potong adegan dengan alasan yang tidak jelas. Masalah ini sesungguhnya tidak hanya terbatas pada anime saja namun banyak ditemukan juga masalah serupa pada program-program tontonan asing seperti film sekaliber Hollywood atauprogram animas-animasi non Jepang yang juga cukup banyak beredar di Global TV. Selain itu, penonton yang tinggal di beberapa daerah tertentu dipastikan bakal gigit jari karena boleh jadi tidak akan bisa menonton anime kesayangannya dengan seluruh episodenya lengkap. Hal ini dikarenakan di beberapa daerah di luar Jakarta seringkali Global TV memotong siarannya pada jam 4 pagi dengan program tayangan lokal (yang kenyataannya tak lebih dari program realityshow yang sudah expired dan hanya diulang saja) yang baru akan kembali kepada siaran nasional pada jam setengah4 pagi. Pada awalnya hal ini bukanlah masalah karena sebelumnya program anime dinihari tersebut hanya ditayangkansatu episode saja dengan durasi waktu setengah jam setiap harinya yang dimulai pada jam setengah 4 pagi di mana siaran lokal tersebut sudah berakhir. Namun belakangan Global TV justru menayangkansiaran animenya dengan sistim penayangan 2 episode sekaligus dengan durasi satu jam dimulai sejak jam 4 pagi. Dengan kata lain mereka yang berada di daerah di mana siaran Global TVnya mengalami pemotongan siaran lokal maka hanya akan bisa menonton episode keduanya saja alias akan menonton dengan melompat-lompat satu episode setiap harinya. Namun di atas berbagai masalah tersebut sesungguhnya ada satu lagi masalah menanti yang sesungguhnya justru masalah yang paling besar adalah : Sampai kapan program ini akan terus berjalan dan sesungguhnya apa tujuan utama dari program ini??? Menjadi masalah yang paling besar karena faktanya jika anda perhatikan dengan seksama maka akan terlihat bahwa anime-anime yang selama ini mendiami jam tayang Subuh kebanyakan ternyata tak lebih hanyalah anime-anime “sisa” yang sebelumnya tidak bisa tayang sampai tamat pada jam tayang terdahulu. Kurangnya jumlah iklan komersial (jika tidak mau dibilang tidak ada) juga adalah misteri tersendiri tentang motif Global TV menayangkan anime pada dinihari apakah Global TV memang ingin membranding jam tayang tersebut sebagai jam tayang khusus anime atau hanya sekedar mengisislot jam tayang sisa dengan film-film yangsudah terlanjur dibeli??? Ketiadaan iklan komersil ini jelas adalah sebuah masalah besar karena dengan tiadanya pihak-pihakyang mau beriklan di dalamnya maka bisa dipastikan tayangan yang bersangkutan adalah tayangan yang tidak laku dan tidak layak untuk dipertahankan untuk jangka waktu ke depan. Jika membandingkan dengan di Jepang memang hal ini juga terjadi. Namun yang membedakan Global TV dengan Jepang adalah seringkali animeyang tayang pada jam tayang dinihari di Jepang kebanyakan memang sengaja ditayangkan pada jam tayang bersangkutan karena slotnya sudah dibeli oleh produser anime yang bersangkutan untuk menayangkan anime karya mereka sehingga stasiun TV tidak perlu memusingkan diri dengan tetek-bengek masalah rating dan iklan lagi karena mereka memang sudah dibayar. Berbeda halnya dengan Global TV (dan TV manapun di dunia di luar Jepang) di mana anime yang ditayangkan adalah anime yang dibeli sendiri entah secara langsung mengimpor dari Jepang atau melalui perantara lisensi pihak ketiga seperti FUNimation atau PT IMMG misalnya, untukditayangkan dengan tujuan mecari keuntungan. Karena itu masalah rating daniklan jelas masih merupakan masalah yangserius untuk menenentukan nasib hidup-matinya tayangan anime di Global TV untuk ke depannya. Karenanya, tiadanya iklan komersial pada tayangan anime dinihari Global TV jelas memunculkan kekhawatiran tersendiri akan sampai berapa lama program ini akan terus bertahan??? Apalagi belakangan jenis anime yang ditayangkanpun mulai bergeser ke anime yang diulang kembali yang sesungguhnya sudah ditayangkan sampai tamat pada jam tayang “normal”.Terlepas dengan segala kelebihan dan kekurangannya, langkah Global TV ini tetaplah layak diacungi jempol dan mendapatkan apresiasi tersendiri atas keberanian dan kesediaannya untuk mencoba kembali menggairahkan pasar Anime Jepang yang tengah lesu selama 5 tahun terakhir ini dengan anime-anime berkualitas dan genre yang cukup beragam.
Kita sebagai fans anime yang sudah cukup lama merindukan kembali semaraknya penayangan anime di TV-TV Nasional di Indonesia sudah seharusnya memberikan dukungan terhadap Global TV tentu dengan tetap menonton anime-anime yang sudah dipersembahkan oleh mereka untuk kita. Benar masih terdapat kekurangan di sana-sini. Namun justru karena itulah dukungan kita amat-sangat dibutuhkan. Tunjukkan bahwa Anime adalah tontonan dengan pangsa pasar yang menjanjikan dan butuh penanganan yang serius, tunjukkan bahwa Anime adalah tontonan yang masih relevan untukditonton dan ditayangkan oleh Stasiun TV Nasional di masa kini, dan tunjukkan bahwa program Animepun juga dapat memberikan pemasukan rating dan iklan yang menjanjikan.
Dengan itu maka bukanlah hal yang mustahil untuk merasakan kembali semaraknya penayangan Anime di Indonesia sebagaimana tahun 2002 lalu yang akhirnya akan diikuti oleh Stasiun-Stasiun TV lainnya untuk menayangkan program sejenis dan diharapkan akan memicu pihak Stasiun TV pula untuk juga mengajak insan-insan animator lokal untuk tidak mau kalah dalam memproduksi film anime buatan sendiri yang berkualitas jempolan dan tidak kalah dengan anime Jepang.

Kamis, 04 September 2014

KLASIFIKASI BAKTERI

KLASIFIKASI BAKTERI

Bakteri dapat ditemui hampir di setiap jenis lingkungan yang ada di bumi, mulai dari dasar laut, di dalam batuan karang, dan daratan.  Karena ukurannya yang kecil dan kemampuannya untuk bereproduksi dengan sangat cepat, bakteri  menjadi makhluk hidup yang paling melimpah di bumi.

Bakteri dapat ditemui hampir di setiap jenis lingkungan yang ada di bumi, mulai dari dasar laut, di dalam batuan karang, dan daratan.  Karena ukurannya yang kecil dan kemampuannya untuk bereproduksi dengan sangat cepat, bakteri  menjadi makhluk hidup yang paling melimpah di bumi.
Bakteri terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Archaebacteria dan Eubacteria.
a. Archaebacteria
Archaebacteria merupakan bakteri primitif yang bersifat prokariotik. Archaebacteria dikenal juga sebagai bakteri purba. Bakteri ini hidup di habitat dengan kondisi ekstrem, misal sumber air panas dan daerah berkadar garam tinggi. Archaebacteria memiliki ciri khusus sebagai berikut.
1) Dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.
2) Membran selnya mengandung lipid berikatan eter.
3) Ribosomnya mengandung beberapa jenis RNA-polimerase.


Archaebacteria terbagi dalam tiga kelompok berikut.

1) Bakteri Metanogen
Bakteri dari kelompok ini bersifat anaerobik dan kemosintetik. Habitatnya di rawa-rawa dan daerah yang kurang oksigen. Makanan diperoleh melalui pembusukan sisa-sisa tumbuhan yang mati. Proses pembusukan tersebut menghasilkan metana. Metana disebut juga biogas. Beberapa jenis bakteri metanogen dapat hidup bersimbiosis dalam rumen herbivora yang berfungsi memfermentasi selulosa. Beberapa jenis bakteri dari kelompok ini dapat hidup pada suhu tinggi. Bakteri metanogen hidup sebagai pengurai. Contoh bakteri metanogen yaitu Methanobacterium.
2) Bakteri Halofil
Bakteri halofil mampu hidup di lingkungan yang berkadar garam tinggi. Sebagian dari bakteri halofil mampu melakukan fotosintesis karena mempunyai pigmen berupa bakteriorhodopshin. Contoh bakteri halofil yaitu Halobacterium.
3) Bakteri Termoasidofil
Bakteri termoasidofil hidup di lingkungan yang bersuhu tinggi dan tingkat keasamannya tinggi. Contoh bakteri termoasidofil yaitu Sulfolobus dan Thermoplasma. Bakteri ini menggunakan hidrogen dan sulfur organik yang terdapat di kawah gunung api dan mata air bersulfur sebagai sumber energi.
Video: membandingkan antara Eubacteria dan Archaebacteria
b. Eubacteria (Bakteri Sejati)
Ciri khusus Eubacteria sebagai berikut.
1) Dinding selnya mengandung peptidoglikan.
2) Membran plasmanya mengandung lipid berikatan ester.
3) Ribosomnya mengandung satu jenis RNA-polimerase.
Eubacteria dikenal sebagai bakteri sejati atau bakteri sesungguhnya. Menurut Campbell, Eubacteria dibagi menjadi lima kelompok, yaitu Proteobacteria, Bakteri gram Positif, Spirochetes, Chlamydias, dan Cyanobacteria.
1) Proteobacteria
Proteobacteria dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu bakteri ungu, Proteobacteria
kemoautotrof, dan Proteobacteria kemoheterotrof. Bakteri ungu biasanya hidup di endapan kolam, danau, atau lumpur. Contoh bakteri ungu yaitu Chromatium. Proteobacteria kemoautotrof hidup bebas atau bersimbiosis dengan makhluk hidup lain. Contoh Proteobacteria kemoautotrof yaituRhizobium. Proteobacteria kemoheterotrof hidup di dalam saluran pencernaan. Contoh Proteobacteria kemoheterotrof yaitu Escherichia coli dan Salmonella.
2) Bakteri Gram Positif
Anggota bakteri gram positif ada yang dapat berfotosintesis dan ada yang bersifat kemoheterotrof. Bakteri ini dapat membentuk endospora ketika keadaan lingkungan kurang menguntungkan. Contoh bakteri gram positif yaitu Clostridium dan Bacillus.
3) Spirochetes
Spirochetes berbentuk spiral dengan panjang 5–250 µm. Spirochetes merupakan bakteri Gram negatif dan bersifat kemoheterotrof. Spirochetes hidup bebas atau sebagai parasit dalam tubuh manusia dan hewan. Contoh Spirochetes yaitu Treponema pallidum yang mengakibatkan penyakit sifilis.
4) Chlamydias
Chlamydias merupakan kelompok bakteri yang ukurannya paling kecil (0,2–1,5 µm).
Chlamydias hanya dapat hidup sebagai parasit dalam sel-sel makhluk hidup lain. Contoh Chlamydias yaitu Chlamydias trachomatis yang dapat mengakibatkan penyakit mata.
5) Cyanobacteria
Cyanobacteria dahulu dikenal dengan nama ganggang hijau-biru (blue green algae).
Cyanobacteria ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Cyanobacteria mempunyai pigmen klorofil, karoten, dan pigmen tambahan. Pigmen tambahan berupa fikosianin (pigmen biru) dan fikoeritrin (pigmen merah). Pigmen-pigmen tersebut mengakibatkan warna Cyanobacteria beraneka ragam. Contoh Cyanobacteria yaitu Anabaena(mengakibatkan air sawah berwarna hijau) dan Oscillatoria rubescen (mengakibatkan Laut Merah di Timur Tengah berwarna merah).


Menemukan  Arkaebakteria: mata air panas-mata air panas dari Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat,  termasuk tempat pertama yang menjadi lokasi Archaebacteria ditemukan. Gambar di  sebelah atas adalah kolam gurita musim semi, dan gambar di sebelah bawah adalah kolam Obsidian. Setiap kolam memiliki kandungan mineral, suhu, dan salinitas yang begitu berbeda. Setiap kolam  mungkin berisi komunitas yang berbeda dari mikroba. Arcahebacteria . Ahli biologi yang digambarkan di atas yang membenamkan mikroskop slide dalam kolam mendidih untuk dapat menangkap sampel  beberapa Arcahebacteria yang mungkin ditangkap untuk studi.

Reproduksi Bakteri

Reproduksi Bakteri
Bakteri tidak mengalami mitosis dan meiosis. Hal ini merupakan perbedaan penting antara bakteri (prokariot) dengan sel eukariot. Reproduksi. Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan cara transformasi, transduksi , dan konjugasi. Namun, proses pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika (rekombinasi genetik). Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri.
a. Rekombinasi Genetik
Adalah pemindahan secara langsung bahan genetic (DNA) di antara dua sel bakteri melalui proses berikut:
1. Transformasi






Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung. Cara transformasi ini hanya terjadi pada beberapa spesies saja, . Contohnya : Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Diguga transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada bakteri Pneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena transformasi. Proses ini pertama kali ditemukan oleh Frederick Grifith tahun 1982.


2. Transduksi

Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus – virus baru sudah terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen (menimbulakan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN inangnya, Virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal dengan partikel transduksi (transducing particle). Proses inilah yang dinamakan Transduksi. Cara ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada tahun 1952.
3. Konjugasi



Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel peneima dan ADN dipindahkan melalui pilus tersebut. Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan ( transfer faktor = faktor F )

b. Pembelahan Biner








Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya. Pembelahan biner mirip mitosis pada sel eukariot. Badanya, pembelahan biner pada sel bakteri tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.
Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel. Tetapi pembelahan bakteri mempunyai faktor pembatas misalnya kekurangan makanan, suhu tidak sesuai, hasil eksresi yang meracuni bakteri, dan adanya organisme pemangsa bakteri. Jika hal ini tidak terjadi, maka bumi akan dipenuhi bakteri.


PERTAHANAN BAKTERI PADA LINGKUNGAN YANG BURUK

1. PERTAHANAN BAKTERI PADA LINGKUNGAN YANG BURUK
Mikroorganisme dapat merasakan dan beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan mereka. Ketika nutrisi yang disukai habis, beberapa bakteri dapat menjadi motil untuk mencari nutrisi, atau mereka dapat menghasilkan enzim untuk mengeksploitasi sumber daya alternatif. Salah satu contoh dari strategi kelangsungan hidup ekstrim yang digunakan oleh bakteri Gram-positif tertentu adalah dengan pembentukan endospora. Proses perkembangan yang kompleks ini sering dimulai sebagai tanggapan terhadap kekurangan gizi. Hal ini memungkinkan bakteri untuk menghasilkan sel aktif dan sangat tahan untuk melestarikan materi genetik sel pada saat mengalami tekanan yang ekstrim.
Beberapa jenis bakteri dapat bertahan hidup meskipun kondisi lingkungan kurang menguntungkan, yaitu dengan membentuk endospora di dalam sel. Endospora merupakan bentuk bakteri yang tidak aktif (istirahat). Bentuk endospora ada yang bulat dan ada yang bulat-panjang. Ukuran endospora ada yang lebih kecil atau lebih besar dan diameter selnya.
Endospora bersifat sedikit impermeabel, sehingga lebih tahan terhadap disinfektan, kekeringan, sinar, suhu panas, dan suhu dingin. Namun, bila kondisi lingkungan membaik, maka endospora akan berkecambah menjadi sel vegetatif baru. Endospora juga dapat terbentuk bila terjadi penumpukan zat-zat sisa metabolisme hasil ekskresi bakteri yang mengganggu di sekitar sel. Bakteri yang dapat membentuk endospora sebagian besar adalah golongan bakteri Gram positif. Contoh bakteri yang dapat membentuk endospora, antara lain Bacillus mycoides, Bacillus anthracis, Bacillus cereus, Bacillus thuringiensis(patogen pada serangga), Clostridium perfringens(menyebabkan keracunan makanan), Clostridium botulinum, dan Clostridium tetani.


Penggolongan bakteri berdasarkan sumber oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi. Bakteri itu dikelompokan sebagai berikut :

a. Bakteri aerob, yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter. 
b. Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Streptococcus lactis 
c. Bakteri aerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana mengandung oksigen. Misal: Nitrobacter dan Hydrogenomonas. 
d. Bakteri anaerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana tanpa oksigen. Misal: Clostridium tetani.  Bakteri ini penyebab penyakit tetanus, oleh karena itu orang yang terkena tetanus diberikan udara yang kaya oksigen untuk mempercepat proses penyembuhannya.
e. Bakteri anaerob fakulatif, yaitu bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen. Misal: Escherichia coli, Salmonella thypose dan Shigella. 

Bakteri merupakan kelompok organisme yang sangat beragam, baik dari segi metabolisme maupun morfologi tubuh.Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup.Kondisi lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik.Selain bakteri, mikroorganisme yang termasuk dalam domain archaea juga cenderung memiliki ketahanan sel terhadap lingkungan ekstrim.Kemampuan mikroorganisme untuk hidup pada kondisi ekstrim dapat membawa nilai dan aplikasi di berbagai bidang industri, seperti pangan,agrikulturfarmasi dan pengobatan, serta bioteknologi.
Thermus aquatiqus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan dalambioteknologi.
Sebagai contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC.Organisme yang mampu hidup di lingkungan dengan suhu tinggi ini termasuk dalam golongantermofilik.Kemampuan bakteri ini untuk bertahan pada suhu tinggi disebabkan oleh stabilitas enzimmembran sel, danmakromolekul sel yang telah teradaptasi.Enzim yang dimiliki oleh bakteri kelompok termofilik memiliki komposisi asam amino yang berbeda dengan bakteri pada umumnya.Di samping itu, protein yang terdapat sel memiliki ikatan hidrofobikdan ikatan ionik yang sangat kuat.Komposisi membran selnya didominasi oleh asam lemak jenuh sehingga bersifat lebih stabil dan fungsional pada suhu tinggi.Hal ini disebabkan oleh kuatnya ikatan hidrofobik pada rantai asam lemak jenuh bila dibandingan dengan asam lemak tak jenuh.Terdapat beberapa jenis enzim yang banyak digunakan di industri yang diperoleh dari kelompok organisme termofilik, seperti amilasepullulanaseselulasexilanasekitinaseproteinase,esterase, dan alkohol dehidrogenase.
Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada lingkungan dengan suhu yang sangat dingin.Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC.Bakteri ini bersifat motil dan hidup membentuk struktur biofilm yang membantunya dalam menghadapi kondisi ekstrim.Contoh bakteri lainnya yang dapat hidup di suhu rendah adalahCarnobacterium.Kelompok bakteri yang mampu hidup di lingkungan bertemperatur rendah termasuk dalam golongan psikrofilik.Kemampuan bakteri ini untuk bertahan pada kondisi temperatur rendah cukup bertolak belakang dengan kelompok bakteri termofilik.Enzim yang disintesis memiliki struktur α-heliks yang lebih banyak bila dibandingkan dengan struktur β-sheet. Struktur α-heliks yang lebih fleksibel menyebabkan enzim tetap dapat bekerja walaupun pada suhu yang rendah.Di samping itu, enzim bakteri psikrofilik harus lebih bersifat polar dan hanya mengandung sedikit asam amino yang bersifat hidrofobik. Selain enzim dan protein yang teradaptasi, membran sitoplasma kelompok bakteri ini juga telah mengalami penyesuaian dengan mengandung lebih banyak asam amino tidak jenuh.

Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga dapat hidup pada berbagai lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya kehidupan (lingkungan steril).Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari bakteri yang dapat hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%).Kelompok bakteri yang hidup optimal pada kisaran kadar garam tersebut termasuk dalam golongan ekstrim halofil.Tedapat pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.