Minggu, 07 September 2014

Perjalanan Anime di Global TV



just sharing 
Perjalanan Anime di Global tv
tulisan ini ditulis tahun 2011
Stasiun TV Global TV bukanlah saluran yang asing lagi di mata para penggemar Anime Jepang di Indonesia. Saluran yang mulai mengudara pada awal dekade 2000an ini pernah beken dengan beberapajudul Anime Jepang seperti Super Gals!, PreTear, Scrapped Princess, Naruto, DNAngel, dan Slayers Try. Namun seiring dengan berlalunya waktu dan dengan semakin memudarnya pamor anime di kalangan pemirsa Indonesia, tayangan-tayangan bergenre animepun mulai ditinggalkan Global TV hingga menghilang sama sekali selama beberapa tahun.
Hingga sebuah kejutan muncul di akhir tahun 2008. Sebuah program yang menjanjikan mulai diluncurkan oleh Global TV sebagai program baru memasuki tahun 2009. Program bertajuk “Super Anime” ini sesuai dengan namanya bertujuan untuk menayangkan tayangan-tayangan bergenre Anime Jepang untuk pemirsanya dan mengincar pasar penonton remaja dan anak-anak. Tak pelak berbagai judul-judul anime mulai menghiasi daftar tayangan Global TV seperti Samurai 7, Kiba, Eye Shield 21, Idaten Jump!, Jubei-chan : Counterattack of Siberia Yagyu, The Law of Ueki, Death Note, Voltus V, Dancougar Nova, hingga yang cukup menarik perhatian dikarenakan konsep terjemahannya yang cukup “nyeleneh” yakni Kochikame. Didukung dengan berbagai studio sulih suara ternama seperti Yori Yoga Argayoen, Tomang, VIP Roxy, IMMG, Power Vision serta sederet nama-nama Seiyuu papan atas seperti Hilman, Kamal Nasuti, Agus Nurhasan, Bima Sakti, Toro Ora Sudi, Uci Bismark, Dewi Arifiani, Wan Leony Mutiarza, Nurul Ulfah, Tuty Pinkan, Susy Setiawaty, Siwi Dwi Iswanti, Yunielda Tanjung, dan sederetnama lainnya membuat Global TV seakan mencoba mengukuhkan dirinya sebagai Stasiun TV Anime dan tentu saja menjadi oase baru di tengah lesunya pasar anime di tanah air selama lima tahun terakhir ini.Sayang beribu sayang, umur program inipun belakangan ternyata tidak berlangsung lama. Beberapa tayangan yang sebelumnya ada justru mulai menghilang satu-persatu hingga hanya menyisakan beberapa judul saja. Berbagai masalah langsung dituding sebagai penyebabnya mulai dari isu pembatasan tayangan oleh KPI, masalah sulih suara yang masih menimbulkan pro-kontra, hingga masalah rendahnya rating akibat kurangnya respon, sambutan, dan kepedulian dari fansnya sendiri.Namun untungnya Global TV tidak berhentisampai di sini. Demi untuk tetap mempersembahkan tayangan bergenre anime, belakangan Global TV melakukan sebuah terobosan baru yang cukup unik. Sebuah inovasi yang sebenarnya bukanlahhal yang baru namun tetap menarik untuk ditelusuri yaitu : Menayangkan anime padawaktu jam Subuh dinihari.Terhitung sejak tanggal 4 Januari 2010, Global TV mulai menayangkan anime Samurai 7 yang merupakan awal dari praktek penayangan anime pada jam Subuh ini. Anime Samurai 7 ini sendiri sesungguhnya sudah pernah tayang sebelumnya bahkan merupakan salah satuprogram pertama yang diluncurkan pada debut program “Super Anime” sebelumnyayang sayangnya penayangannya hanya bertahan selama beberapa episode saja ketika ditayangkan sekitar jam 18.00 WIB. Namun ketika belakangan mulai ditayangkan kembali pada jam 04.30 pagi WIB ternyata penayangannya justru tidak ada masalah, bahkan sampai tamat dua kali. Sejak saat itu mulailah satu per satu anime mulai mendatangi Global TV pada jam tayang 04.30 pagi. Berturut-turut dari mulai Samurai X, Kiba, Death Note, Dancougar Nova, MAR, Eureka Seven, Basiliks, Gaiking, dan anime yang tengah berjalan ketika tulisan ini ditulis: Samurai Deeper Kyo. Uniknya kebanyakan dari anime-anime tersebut adalah anime-anime yang sebelumnya tidak bisa ditayangkan lengkap pada jam tayang “normal” namun justru bisa tamat (bahkan terkadang sampai dua kali) ketika ditayangkan pada waktu Subuh. Dan hingga tulisan ini ditulis, hampir 98% anime yang sudah masuk stok penayangan Subuh semuanya tayang sampai tamat seolah menegaskan bahwa program anime Subuh hari Global TV adalah program anime dijamin tamat.Mencermati fenomena tersebut, sebagaimana yang sudah ditulis sebelumnya, sesungguhnya praktek penayangan Anime pada jam tayang yang “tidak normal” alias jam tayang dinihari sesungguhnya bukanlah hal baru dalam sejarah penayangan anime di televisi. Sebagai contoh, TRANS TV pernah menayangkan Evangelion pada jam 12 malam, Indosiar pernah menayangkan Cowboy Beebop sekitar jam 2 pagi, Virtua Fighter dan Magic Knight Rayearth pada jam 5 pagi, Crush Gear Nitro! dan RockmanEXE pada jam 3 pagi, serta SD Gundam Force pada jam 6 pagi, SCTV pernah menayangkan Moero Ace! Pada jam 5 pagi(dan sejenak tulisan melebar ke genre Tokusatsu : Ultraman Nexus juga pernah ditayangkan oleh SCTV pada jam 5 pagi), TVRI pernah menayangkan Tokyo Underground pada jam 5 pagi, sementara Global TV sendiri sebelumnya juga pernah menayangkan Voltus V sekitar jam 1 pagi. Di Jepang yang merupakan negara asal animepun praktek seperti ini bukanlah hal yang baru bahkan sudah merupakan hal yang lumrah. Di Jepang mungkin bukanlahhal yang aneh jika kita mendapatkan sebuah anime ternyata ditayangkan pada waktu dinihari. Bahkan tak jarang anime-anime yang beken di kalangan kaum Otakudi berbagai jejaring internet ternyata di Jepangnya sendiri justru ditayangkan pada jam 12 malam atau jam 1 pagi, atau jam 5 pagi.Secara keseluruhan, upaya Global TV yang banyak menayangkan anime pada jam Subuh sampai tamat sesungguhnya adalah hal yang positif dan patut mendapatkan apresiasi serta dukungan. Bayangkan saja, jika anda melihat daftar anime-anime yang dimiliki oleh Global TV, maka anda akan banyak menemukan bahwa anime-anime yang dimiliki oleh Global TV sebagian adalah anime dengan kadar kekerasan yang cukup intens ataupun bobot cerita yang cukup berat yang ini tentunya memunculkan dilema tersendiri jika ditayangkan secara luas di TV pada jam tayang di mana banyak anak-anak menyalakan TV. Adalah sebuah fakta yang tidak terbantahkan kalau tayangan bergenre anime, sebagaimana tayangan-tayangan berupa film animasi pada umumnya selama ini masih sangat identik dengan tayangan untuk anak-anak dan nyatanya memang demikianlah adanya karena pada kenyataannya pangsapasar terbesar untuk program jenis ini memang kebanyakan adalah anak-anak atau remaja. Menayangkan anime dengan kadar kekerasan yang cukup intens dan bobot cerita yang cukup berat jelas adalah masalah tersendiri dengan kenyataan pasar yang demikian. Karenanya dengan ditayangkan pada jam tayang di mana kebanyakan anak-anak masih tidur adalah langkah yang cukup bijak. Karena dengan begini, mereka yang akan menonton tayangan tersebut jelas adalah orang-orang yang memang pada dasarnya adalah orang yang benar-benar menyukai anime dan rela untuk tidur lebih malam atau bangun lebih awal tanpa mengkhawatirkan masalah tetek-bengek seputar klasifikasi penonton. Hal ini jugalah yang kerapkali terjadi di Jepang di mana banyak anime dengan genre yang tidak cocok untuk ditonton anak-anak seperti Umineko no Naku Koro Ni ditayangkan pada waktu dinihari, sementara banyak anime yang ditayangkan pada jam-jam prime time justru adalah anime-anime dengan sasaran pasar anak-anak atau keluarga semisal Sazae-san yang pada kenyataannya memang memiliki popularitas dan rating yang lebih tinggi. Untuk kasus Global TV pun nampak jelas kalau Global TV tidak meniatkan memutar anime pada jam Subuh untuk mengincar penonton anak-anak. Apalagi belakangan ini Global TV nampak gencar menayangkan banyak program-program animasi bertajuk “Kartun Pagi Global TV” dengan durasi jam tayang 05.00 sampai 09.00 WIB yang benar-benar mengincar pangsa pasar penonton anak-anak dengan tayangan program seperti Dora theExplorer, The Penguins of Madagaskar, atau Vicky and Jhonny sementara anime-anime Jepang yang tayang sebelumnya sama sekali tidak dimasukkan dalam program tersebut. Selama ini banyak Otakuyang mengeluhkan akan masalah di mana anime masih seringkali dianggap atau diidentikkan dengan tontonan untuk anak-anak, karenanya program anime dinihari Global TV ini bisa dibilang sesungguhnya justru ikut andil dalam mencoba memupus anggapan tersebut. Dan terbukti banyak anime yang selama inidianggap mustahil untuk ditayangkan di Indonesia atau setidak-tidaknya mustahil untuk ditayangkan sampai tamat nyatanya bisa ditayangkan dan sampai tamat oleh Global TV.
Anime Death Note misalnya. Anime dengan tema kontroversial bahkan sampai memunculkan masalah di negara Tiongkok ini dan sekilas terlihat mustahil untuk ditayangkan di Indonesia ternyata bisa ditayangkan oleh Global TV pada hari Sabtu jam 7 malah yang sayangnya tidak bertahan lama, namun justru bisa tayang lagi sampai tamat pada jam tayang dinihari. Bukan itu saja, malah Death Note juga memiliki hari tersendiri pada hari Sabtu di mana penayangannya justru ditayangkan dengan sangat intens bahkanpada masanya setiap hari Sabtu dinihari boleh dibilang Global TV adalah TVnya Death Note karena menayangkan Death Note secara non-stop dari jam 3 sampai 5 pagi. Tentu saja ini adalah hal yang positif di mana ada stasiun TV di Indonesia yang akhirnya menempatkan anime dengan bobot yang cukup berat pada jam tayang yang semestinya. Selain anime tidak lagi dianggap sebagai tontonan yang hanya untuk anak-anak (meskipun dalam situs resminya, acara-acara tersebut masih masuk ke dalam kategori tontonan anak yang nampaknya sengaja dilakukan sebatas untuk formalitas saja), dengan penayangan pada waktu diniharipun tidak akan menutup kemungkinan untuk ditayangkannya anime-anime dengan genre yang lebih beragam. Pernah terbayang untuk menonton Haruhi Suzumiya, Angel Beats, K-On!, atau malah Madoka di Global TV pada jam 4 pagi??? Bukan tidak mungkin akan itu.Meskipun demikian sesungguhnya bukannya tidak ada halangan dan masalahakan semua itu. Berbagai masalah juga masih menghantui program anime Subuh yang cukup berani ini. Masalah sensor misalnya. Walaupun sudah ditayangkan pada jam tayang dinihari dan tidak dihitung sebagai tontonan anak-anak namun pada kenyataannya masih banyak ditemukan sensor pada tayangan anime-anime yang tayang pada waktu dinihari tersebut. Praktek sensor sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin dimunculkan pada suatu tontonan sesungguhnya bisa dimaklumi dan diterima sepanjang itu memang ditujukan untuk menjaga tontonan tersebut beserta penontonnya. Namun dengan jam tayang yang pada akhirnya hanya akan diakses oleh orang-orang yang sudah siap dengan segala resikonya sesungguhnya akan lebih bijak jika Global TV dapat menekan kadar penyensoran seminimal mungkin dengan hanya menyensor bagian-bagian yang sudah sewajarnya untuk disensor. Namun kenyataan yang terjadi belumlah demikian.Bahkan yang seringkali ditemukan bukannya sensor melainkan justru praktek asal potong adegan dengan alasan yang tidak jelas. Masalah ini sesungguhnya tidak hanya terbatas pada anime saja namun banyak ditemukan juga masalah serupa pada program-program tontonan asing seperti film sekaliber Hollywood atauprogram animas-animasi non Jepang yang juga cukup banyak beredar di Global TV. Selain itu, penonton yang tinggal di beberapa daerah tertentu dipastikan bakal gigit jari karena boleh jadi tidak akan bisa menonton anime kesayangannya dengan seluruh episodenya lengkap. Hal ini dikarenakan di beberapa daerah di luar Jakarta seringkali Global TV memotong siarannya pada jam 4 pagi dengan program tayangan lokal (yang kenyataannya tak lebih dari program realityshow yang sudah expired dan hanya diulang saja) yang baru akan kembali kepada siaran nasional pada jam setengah4 pagi. Pada awalnya hal ini bukanlah masalah karena sebelumnya program anime dinihari tersebut hanya ditayangkansatu episode saja dengan durasi waktu setengah jam setiap harinya yang dimulai pada jam setengah 4 pagi di mana siaran lokal tersebut sudah berakhir. Namun belakangan Global TV justru menayangkansiaran animenya dengan sistim penayangan 2 episode sekaligus dengan durasi satu jam dimulai sejak jam 4 pagi. Dengan kata lain mereka yang berada di daerah di mana siaran Global TVnya mengalami pemotongan siaran lokal maka hanya akan bisa menonton episode keduanya saja alias akan menonton dengan melompat-lompat satu episode setiap harinya. Namun di atas berbagai masalah tersebut sesungguhnya ada satu lagi masalah menanti yang sesungguhnya justru masalah yang paling besar adalah : Sampai kapan program ini akan terus berjalan dan sesungguhnya apa tujuan utama dari program ini??? Menjadi masalah yang paling besar karena faktanya jika anda perhatikan dengan seksama maka akan terlihat bahwa anime-anime yang selama ini mendiami jam tayang Subuh kebanyakan ternyata tak lebih hanyalah anime-anime “sisa” yang sebelumnya tidak bisa tayang sampai tamat pada jam tayang terdahulu. Kurangnya jumlah iklan komersial (jika tidak mau dibilang tidak ada) juga adalah misteri tersendiri tentang motif Global TV menayangkan anime pada dinihari apakah Global TV memang ingin membranding jam tayang tersebut sebagai jam tayang khusus anime atau hanya sekedar mengisislot jam tayang sisa dengan film-film yangsudah terlanjur dibeli??? Ketiadaan iklan komersil ini jelas adalah sebuah masalah besar karena dengan tiadanya pihak-pihakyang mau beriklan di dalamnya maka bisa dipastikan tayangan yang bersangkutan adalah tayangan yang tidak laku dan tidak layak untuk dipertahankan untuk jangka waktu ke depan. Jika membandingkan dengan di Jepang memang hal ini juga terjadi. Namun yang membedakan Global TV dengan Jepang adalah seringkali animeyang tayang pada jam tayang dinihari di Jepang kebanyakan memang sengaja ditayangkan pada jam tayang bersangkutan karena slotnya sudah dibeli oleh produser anime yang bersangkutan untuk menayangkan anime karya mereka sehingga stasiun TV tidak perlu memusingkan diri dengan tetek-bengek masalah rating dan iklan lagi karena mereka memang sudah dibayar. Berbeda halnya dengan Global TV (dan TV manapun di dunia di luar Jepang) di mana anime yang ditayangkan adalah anime yang dibeli sendiri entah secara langsung mengimpor dari Jepang atau melalui perantara lisensi pihak ketiga seperti FUNimation atau PT IMMG misalnya, untukditayangkan dengan tujuan mecari keuntungan. Karena itu masalah rating daniklan jelas masih merupakan masalah yangserius untuk menenentukan nasib hidup-matinya tayangan anime di Global TV untuk ke depannya. Karenanya, tiadanya iklan komersial pada tayangan anime dinihari Global TV jelas memunculkan kekhawatiran tersendiri akan sampai berapa lama program ini akan terus bertahan??? Apalagi belakangan jenis anime yang ditayangkanpun mulai bergeser ke anime yang diulang kembali yang sesungguhnya sudah ditayangkan sampai tamat pada jam tayang “normal”.Terlepas dengan segala kelebihan dan kekurangannya, langkah Global TV ini tetaplah layak diacungi jempol dan mendapatkan apresiasi tersendiri atas keberanian dan kesediaannya untuk mencoba kembali menggairahkan pasar Anime Jepang yang tengah lesu selama 5 tahun terakhir ini dengan anime-anime berkualitas dan genre yang cukup beragam.
Kita sebagai fans anime yang sudah cukup lama merindukan kembali semaraknya penayangan anime di TV-TV Nasional di Indonesia sudah seharusnya memberikan dukungan terhadap Global TV tentu dengan tetap menonton anime-anime yang sudah dipersembahkan oleh mereka untuk kita. Benar masih terdapat kekurangan di sana-sini. Namun justru karena itulah dukungan kita amat-sangat dibutuhkan. Tunjukkan bahwa Anime adalah tontonan dengan pangsa pasar yang menjanjikan dan butuh penanganan yang serius, tunjukkan bahwa Anime adalah tontonan yang masih relevan untukditonton dan ditayangkan oleh Stasiun TV Nasional di masa kini, dan tunjukkan bahwa program Animepun juga dapat memberikan pemasukan rating dan iklan yang menjanjikan.
Dengan itu maka bukanlah hal yang mustahil untuk merasakan kembali semaraknya penayangan Anime di Indonesia sebagaimana tahun 2002 lalu yang akhirnya akan diikuti oleh Stasiun-Stasiun TV lainnya untuk menayangkan program sejenis dan diharapkan akan memicu pihak Stasiun TV pula untuk juga mengajak insan-insan animator lokal untuk tidak mau kalah dalam memproduksi film anime buatan sendiri yang berkualitas jempolan dan tidak kalah dengan anime Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar